Cara Membuat Surat Lamaran Pekerjaan Berdasarkan Unsur-Unsur dan Struktur

Surat lamaran pekerjaan ditulis seseorang untuk ditunjukan kepada suatu instansi ataupun perusahaan. Dalam surat lamaran tersebut, seorang pelamar menawarkan suatu keahlian, kemampuan, atau jasa yang dimilikinya agar diterima menjadi karyawan atau pegawai di instansi atau perusahaan tersebut.

Surat lamaran kerja biasanya dibuat berdasarkan sumber lamaran yang berasal dari surat kabar, pengumuman, iklan, teman, atau siaran radio. Dalam hal ini, pelamar, dalam surat lamarannya perlu menyebutkan sumber lamaran tersebut pada alinea pembuka.

Jika lamaran itu tidak berdasarkan suatu sumber, tentu saja sangat diperlukan penyebutan sumber dalam alinea pembuka. Misalnya, dalam Mingguan Senin Pagi, tanggal 20 Januari, diberitahukan bahwa Perusahaan "Sumber Kontraktor", Jalan Jembatan No. 5 Surabaya, membutuhkan satu orang lulusan sarjana sipil.

Pada alinea berikutnya, dituliskan kualifikasi diri pelamar yang umumnya meliputi:

a. Nama lengkao;

b. Tempat dan tanggal lahir;

c. Alamat;

d. Kepribadian

e. Pendidikan;

f. Pengalaman kerja;

g. Surat keterangan berkelakuan baik;

h. Surat keterangan kesehatan;

i. Keterangan-keterangan lain yang berguna sekali untuk dipertimbangkan diterima atau tidaknya lamaran itu.

Selanjutnya, surat-surat tersebut yang menjadi syarat administrasi dilampirkan bersama surat lamaran.

Ada beberapa hal yang peru diperhatikan pada saat menulis surat lamaran, yaitu:

a. Jika surat lamaran ditulis tangan, maka gunakan kertas bergaris ukuran folio. Tulisan harus jelas, bersih, dan tidak ada coretan

b. Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan 1 spasi. Bersih, tidak boleh ada coretan, bekas hapusa, tipex,  dan koreksian.

c. Sifatnya optimistis, artinya si pelamar akan mampu bekerja dengan baik.

d. Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu "Ibu" atau "Bapak"; dan tidak disarankan menyapa dengan kata "Saudara" / "Anda".

e. Pelamar menyebut dirinya bukan dengan kata ganti kami, melainkan saya. Menyebut pimpinan instansi dengan bapak/ibu (jika sudah jelas pemimpinnya).

Sumber : Buku Ajar Acuan Pengayaan Bahasa Indonesia Kelas XII "Sindunata"